Rabu, 11 Juni 2008

UERO 2008: PENENANG GUNDAH DIKALA SUSAH

Kembali perhelatan akbar bola dunia di gelar. Perhelatan yang berlangsung di dua Negara Eropa benar-benar membius para pencinta bola di seluruh dunia, kejuaraan empat tahunan ini nyaris melupakan sejenak segenap himpitan beban hidup yang saat ini dirasakan oleh sebagian besar masyarakat indonesia, kenaikan harga bahan bakar minyak yang selangit seakan bisa hilang sesaat dengan riangnya menonton laga bola dunia bersama keluarga ataupun teman sejawat.

Event yang berlangsung selama 23 hari dengan 31 pertandingan dan diikuti oleh 16 negara ini semakin menyita perhatian publik, satu peluang baru sebenarnya telah menunggu didepan mata, Bagi masyarakat Indonesia yang notabenenya saat ini tengah dilanda sejuta masalah, dengan adanya event bola dunia EURO dapat dimanfaatkan dalam meraih peluang bisnis, untuk kembali membuat dapur ngebul. Ditengah himpitan hidup yang kian menyiksa akibat melambungnya harga bahan bakar minyak saat ini, dari event bola masyarakat bisa menarik benang merah peluang usaha, mungkin dengan memulai membuat pernak-pernik sederhana tentang bola, membuat tempat ngopi untuk nonton bola bersama, membuat sablon kaos tim yang berlaga di uero. Atau juga peluang usaha seperti membuat stiker atau pun membuat news letter tentang para pemain-pemain yang berlaga di uero juga tim-tim kesebelasan. Coba bayangkan dari 368 pemain, 8 stadion, dan dari 2 negara tempat perhelatan akbar tersebut berlangsung pastinya akan banyak ide dan celah-celah yang dapat kita ambil sebagai peluang usaha.

Pangsa pasar terhampar luas. Ya, Peluang usaha yang dapat diciptakan nanti tentunya akan memiliki pangsa pasar yang tidak sedikit, coba kita analisa jumlah fanatik bola di negeri ini sungguh luar biasa banyaknya hampir 50% bakan bisa lebih penduduk di tiap kota dimasing-masing kota kecamatan, kabupaten, propinsi, bahkan di desa-desa di Indonesia adalah penggemar bola, berarti jelas bahwa pangsa pasar dari peluang usaha yang akan diciptakan sangatlah fantastis.

Biarlah pemerintah republik ini bermasyuk ria dengan kebijakan yang terus menyengsarakan rakyatnya, namun yang terpenting masyarakat Indonesia harus dan tetap memiliki semangat untuk bertahan hidup, kita buang keputusasaan, peluang usaha ada didepan mata, ada banyak kesempatan untuk terus berkarya, dan yang paling utama jangan sampai masyarakat terprovokasi dengan adanya konflik horosontal yang coba mulai digulirkan di Republik ini. Tidak perlu ikut-ikutan baku hantam terhadap sesama atau yang berbeda agama. Melalui ajang bola kita akurkan seluruh element masyarakat Indonesia. Rakyat Indonesia berhak untuk tersenyum bahagia, bukan jeritan tangis memilukan yang selalu terdengar melalui berbagai headline berita. Tolak dan jangan dengarkan jika ada provokasi-provokasi yang sengaja dilakukan melalui event, atau forum penggemar bola, sudah bukan zamannya lagi baku hantam sesama rakyat, yang perlu kita lawan bersama adalah para kaum pemodal dan elit politik busuk. yang perlu terus kita demo bersama-sama adalah rezim yang lalim dengan masyarakatnya yang telah dengan semena-mena menaikan BBM.

Ambil peluang, pilih tempat, tetapkan ide, lalu realisasikan, jadikan ajang UERO 2008 ini sebagai penenang gundah dikala susah. Jadikan UERO 2008 sebagai peluang USAHA RAKYAT, HIDUP PENGGEMAR BOLA, HIDUP RAKYAT.@ edi cerdaspos

BBM SELANGIT ; “INDONESIA DI UJUNG TANDUK”


Keputusan untuk menambah beban penderitaan rakyat telah diambil oleh pemerintah, sabtu 23 mei 2008 secara resmi pemerintah telah menetabkan kenaikan harga bahan bakar minyak. kebijakan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Kenaikkan BBM akan mengakibatkan efek domino di masyarakat, secara ekonomi, kenaikan tersebut akan mengakibatkan kenaikan harga-harga dan barang jasa (inflasi), bahkan kenaikan tersebut bisa tak terkendali. kenaikan BBM yang cukup signifikan ini akan memicu inflasi besar-besaran. Kenaikan laju inflasi itu akan tercermin dari naiknya harga sejumlah komponen kebutuhan pokok masyarakat, berupa barang dan jasa.

Dengan dinaikkannya harga BBM sebesar 30% (Rp. 6000/liter (premium)) yang mengacu pada kenaikan minyak dunia sebesar 124 dollar AS/barel, merupakan wujud nyata dari kesalahan pemerintah dalam menerapkan kebijakan pertambangan dan energi. Menurut laporan Energy Information Administration (EIA) Januari 2008, disebutkan bahwa total produksi minyak Indonesia rata-rata sebesar 1,1 juta barel per-hari, dengan 81% (atau 894.000 barel) adalah minyak mentah (crude oil). Bayangkan, dari 1,1 juta barel/hari kalau seandainya diproduksi oleh perusahan negara yang tentunya fungsinya untuk mensuplai kebutuhan dalam negeri, maka kita akan menghasilkan dana sebesar 13.6400.000 dollar AS atau Rp. 1.227.600.000.000/hari bruto. Belum lagi ditambah dengan pengasilan sumber-sumber energi lain. cukup untuk tambal sulam Beban subsisdi Negara yang mencapai Rp. 250 triliun.

Alih-alih mengurangi beban masyarakat miskin, melalui Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai sebesar Rp. 100.000/bulan, kenyataannya BLT berpeluang besar menimbulkan konflik horisontal atau bahkan akan terjadi korban karena buruknya sistem distribusi dan ini terbukti dengan digunakanya data usang untuk penyaluran BLT. BLT juga tidak memberi manfaat lebih bagi rakyat miskin, sebab dalam kerangka kebutuhan ekonomi, apalagi dalam sistem ekonomi liberal seperti saat ini, rakyat tak kan bisa berbuat banyak. Prinsipnya BLT hanya berfungsi sebagai sogokan bagi rakyat guna meredam amarah rakyat.

Kenyataan pahit telah diterima rakyat dinegeri ini, beban baru masyarakat telah menunggu di depan mata? Siapa yang bisa menjamin bahwa harga kebutuhan lain selain BBM tidak ikut naik? lalu mau apa kita sebagai warga negara republik ? dan mungkinkah nasib bangsa ini memang sudah berada di ujung tanduk? @ edi cerdaspos